BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 24 Mei 2010

Pengaruh Pelatihan Tawa terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Siswa Kelas XII yang SMPTN

Psikologi Eksperimen


A. Latar belakang
Zaman sekarang ini penderita stress meningkat, baik di kalangan dewasa, lanjut usia bahkan remaja. Stress adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stress dikaitkan bukan karena penyakit fisik, tetapi karena pengaruh stress tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut. Banyak hal yang memicu timbulnya stress dikalangan masyarakat. Jenis stressor sangat beragam dan berbeda-beda pada masing-masing individu seperti rasa khawatir, perasaan kesal, kecapekan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, Pre Menstrual Syndrome (PMS), terlalu fokus pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut. (”Stres”, 2009).

Stress pada manusia merupakan fenomena kesehatan yang telah dipelajari selama lebih dari puluhan tahun. Patel (1996:3, dalam wulandari, 2003:28) menyatakan bahwa stress merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang biasa disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan-tantagan (challenge) yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman (threat), atau ketika harus menghadapi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya. Untuk itu, manusia berusaha mengatasinya dengan menciptakan keseimbangan, yaitu menyesuaikan dengan keadaan di luarnya.
Sumber utama stress adalah lingkungan, badan dan pikiran. Lingkungan selalu membuat manusia harus memenuhi tuntutan dan tantangan, karenanya merupakan sumber stres yang potensial. Mengalami bencana alam, cuaca buruk, kemacetan lalu-lintas, dikejar waktu, masalah pekerjaan, rumah tangga, dan hubungan antar manusia. Dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi keuangan, pindah kerja, atau kehilangan orang yang kita cintai. Sumber stress kedua adalah tuntutan dari tubuh kita untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan faali yang terjadi. Contohnya: perubahan yang terjadi waktu remaja, perubahan fase kehidupan akibat fluktuasi hormon dan proses penuaan. Selain itu, datangnya penyakit, makanan yang tidak sehat, kurang tidur dan olah raga akan mempengaruhi respons terhadap stres. Potensi stres utama juga datang dari pikiran kita yang terus-menerus menginterpretasikan isyarat-isyarat dari lingkungan. Interpretasi kita terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi menentukan apakah kita stres atau tidak. Sehingga stress mempunyai dampak besar terhadap diri kita, antara lain dampak fisik, emosional, dan perilaku. (Albert Maramis, M.D,1999).Mengingat dampak stress yang terus-menerus akan berbahaya bagi tubuh maka banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi stress tersebut, salah satu cara yang efektif, efisien, dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, dan tidak banyak biaya adalah tertawa.
Tertawa adalah obat alami bagi tubuh. Tawa memperkuat daya tahan tubuh, melepaskan ketegangan pada tubuh dengan menurunkan level hormon stres, kortisol, dan adrenalin. Tertawa juga baik bagi jantung. Budhi Setianto, ahli penyakit jantung pada Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta mengatakan bahwa tertawa memang bisa mengurangi stres. Penelitian dari Stanford University di California menemukan bahwa tertawa terpingkal-pingkal, tawa dari perut, selama 20 detik dapat memperkuat jantung sama halnya dengan melakukan olahraga dayung selama 3 menit. Penelitian lain dari Universitas Maryland juga mengatakan bahwa tertawa dapat mencegah penyakit jantung. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa para penderita jantung sulit tersenyum dan tertawa dalam kondisi yang sama yang dialami oleh orang yang tidak menderita penyakit jantung.
Pada saat tertawa lepas terjadi proses biologis dan psikologis positif. Pembuluh darah melebar, oksigen yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak, sehingga sel tubuh mendapatkan nutrisi dan sistem kekebalan tubuh meningkat, kondisi otak berada pada gelombang alfa (titik nol pikir atau zero mind). Tertawa meningkatkan kadar endorphin yang mengurangi rasa sakit akibat radang sendi atau kejang otot. Lebih dari 70% penyakit seperti tekanan darah tinggi, jantung, kecemasan, depresi, batuk-batuk, dan flu, gangguan pencernaan, insomnia, berbagai alergi, asma, gangguan haid, sakit kepala dan bahkan kanker mempunyai hubungan dengan stress. Tawa juga terbukti dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan yang merupakan kunci utama untuk mempertahankan kesehatan (kataria, 2004:1). Tertawa meningkatkan sejumlah sel yang memproduksi antibodi dan meningkatkan efektivitas T-Cells (sel yang masuk ke dalam grup sel darah putih yang diketahui sebagai limfosit dan memainkan peran utama pada sistem kekebalan tubuh) dalam tubuh. Banyak khasiat tertawa, untuk itu tertawa digunakan sebagai terapi untuk mengurangi stress. Sehinggga diadakan riset yang berkelanjutan di bidang medis dan ilmiah yang membuktikan bahwa tertawa bisa menjadi terapi pelengkap yang sangat baik ketika digunakan bersamaan dengan perawatan konvensional.
Dari manfaat tawa itulah maka berkembang terapi tawa. Terapi tawa dirumuskan oleh Dr Madan Kataria asal Mumbai, India pertengahan tahun 1995 dan menulis buku berjudul buku Laugh for No Reason yang banyak berbicara tentang terapi dan senam tertawa karena menurutnya tawa punya khasiat sama dengan meditasi, bisa membuat orang rileks dan santai. Tertawa yang dimaksud adalah tertawa yang datang dengan sendirinya dari dalam diri kita tanpa bantuan atau rangsangan dari luar seperti banyolan atau lawakan. Jadi, pelatihan tawa harus dibantu instruktur atau terapis.
Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang pelatihan tawa yang ditulis dalam skripsinya (Micha Catur F,2006) menyakan bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian pelatihan tawa terhadap penurunan tingkat Stress Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Surabaya di Desa Kebon Agung Kecamatan Porong. Sehingga peneliti tertarik mengujikannya pada subyek yang lain.
Tawa juga efektif untuk mengurangi stress pada remaja terkait persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya, seperti masalah pendidikannya. Pertengahan tahun ini, para pelajar khususya siswa SMA kelas XII mempersiapakan diri untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi, mereka mulai menentukan pilihan sekolah lanjutan mana yang akan mereka tuju tentu saja sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan tanpa adanya paksaan ataupun kebimbangan yang berlebihan tentang apa yang menjadi pilihannya. Mereka dapat melanjutkan sekolah sesuai dengan keinginan mereka tanpa ada kecemasan berkaitan dengan ujian ataupun masalah perkuliahan lainnya. Mereka dapat memenuhi tuntutan masyarakat sesuai dengan tugas perkembangan mereka yaitu selayaknya melanjutkan ke perguruan tinggi dan mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat. Akan tetapi fenomena yang terjadi dikalangan pelajar justru tidak semudah itu, banyak sekali persoalan dan tantangan yang harus dihadapi yang beasal dari tuntutan akademik dan tuntutan sosial. Hal ini menimbulkan stress bagi siswa, tidak jarang dari mereka yang mengalami depresi, kebosanan, dan penurunan kondisi kesehatan.
Berdasarkan beberapa artikel di surat kabar dan internet menyakan bahwa stress yang dihadapi siswa kelas XII SMA menjelang SNM-PTN disebabkan oleh hal-hal berikut:
• Bingung memilih bidang kuliah sesuai dengan minat, bakat, kemampuan dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya khususnya orang tua. Apalagi jika keinginan orang tua tidak sesuai dengan apa yang diinginkan anaknya.
• Tekanan dari orang tua yang mengharuskan anak untuk masuk ke Universitas.
• Biaya kuliah yang tidak sesuai dengan keadaan ekonomi orang tua
• Kecemasan menghadapi ujian SNM-PTN
• Kecemasan melakukan kesalahan sebelum atau saat ujian
• Kecemasan jika gagal masuk perguruan tinggi yang diharapkan.

Stress yang terus-menerus dialami para siswa kelas XII menjelang SNM-PTN dapat menimbulkan dampak buruk. Oleh karena itu, peneliti menyusun dan mempraktikkan sebuah metode untuk mengurangi stress yang terjadi di kalangan siswa kelas XII yaitu dengan pelatihan tawa. Pelatihan tawa ini sebenarnya adalah terapi tawa yang telah diadaptasi karena waktu melakukan latihan ini cukup singkat. Para profesional yakin bahwa tawa mempunyai fungsi pencegahan dan pengobatan, tetapi sepertiga orang telah melupakan cara tertawa ketika beranjak dewasa karena berbagai masalah yang dihadapi. Dengan model penelitian eksperimen ini, diharapkan peneliti dapat mengetahui pengaruh terapi tawa terhadap penurunan tingkat stress sehingga cara ini dapat berguna dan dapat terus dilakukan dalm mengatasi stress yang kerap kali muncul.

Daftar Pustaka

Catur Firmanto, Micha. 2006. Pengaruh Pelatihan Tawa terhadap Penurunan Tingkat Stress Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Surabaya di Desa Kebon Agung Kecamatan Porong. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Airlangga Surabaya : Fakultas Psikologi.

Christian M, Jacken T.A, A. Ryan, Sith Caeth. 2005. Jinakkan Stress Kiat Hidup Bebas Tanpa Tekanan. Bandung : Nexx Media Inc.

Dian Ariana, Atika. 2005. Efektifitas Terapi Humor terhadap Penurunan Tingkat Stress pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Airlangga Surabaya : Fakultas Psikologi.

Lestari Esterina, Fitri. 2008. Pengaruh Pelatihan Tawa terhadap Penurunan Tingkat Stress pada Lanjut Usia (Lansia) yang Tinggal di Panti Werdha Haryo Dedali. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Airlangga Surabaya : Fakultas Psikologi.

Maramis, Albert. (1999). Stres. Yahoo [on-line]. Diakses pada tanggal 6 April 2009 dari http://www.geocities.com/almarams/Stres.htm.


Sehat dengan terapi tawa. 2005. Kompas [On-line]. Diakses tanggal 11 April 2009 dari http://www2.kompas.com/kesehatan/news/0501/20/112327.htm.

Stres. 2009. Diakses tanggal 6 April 2009 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Stres.
Terapi Tawa (3 Oktober 2008). Diakses tanggal 8 April 2009 dari http://www.untukku.com/artikel-untukku/terapi-tertawa-untukku .html.

Seleksi masuk ptn nas (2009). Diakses tanggal 11 April 2009 dari http://neutronyk.wordpress.com/tag/uan/

Lets see our heart part 3

PADA SAAT TUHAN MENCIPTAKAN PARA IBU

Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya untuk menciptakan ibu.
Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut:
"Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?" Dan Tuhan menjawab pelan: "Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan?
Ibu ini harus waterproof (tahan air / cuci) tapi bukan dari plastik. Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak lekas capei. Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya.
Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukkan hati anaknya.
Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan Enam pasang tangan!!
Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya "Enam pasang tangan....?"
"Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana
sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik...." balas Tuhan.
Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu.
"Bagaimana modelnya?" Malaikat semakin heran.
Tuhan mengangguk-angguk.
"Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya: "Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?", padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya. "Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh.
Artinya,ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat, dan sepasang mata ketiga
untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata: "Saya mengerti dan saya sayang padamu nak". Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun.
"Tuhan", kata malaikat itu lagi, "Istirahatlah",
"Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai"

Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.
Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging.
Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi....

Malaikat membalik-balikkan contoh Ibu dengan perlahan.
"Terlalu lunak", katanya memberi komentar.
"Tapi kuat", kata Tuhan bersemangat. "Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul dan derita." "Apakah ia dapat berpikir?" tanya malaikat lagi.
"Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi", kata Sang Pencipta.

Malaikat menyentuh sesuatu di pipi. "Eh, ada kebocoran disini"
"Itu bukan kebocoran", kata Tuhan. "Itu adalah air mata.... air mata kesenangan,
air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata...., airmata...."

Akhirnya Malaikat berkata pelan pada pembaca.........:
" JIKA KAMU MENCINTAI IBUMU, KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN,
AGAR SELURUH ORANG DI DUNIA INI DAPAT MENGHORMATI, MENCINTAI DAN
MENYAYANGI IBUNYA"

Lets see our heart part 2

Marah...

Adalah seorang anak yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah.
Sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah...

Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke pagar setiap kali dia marah...
Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang... Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar......

Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya...

Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar
ia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah....

Hari-hari berlalu dan anak itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya... Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar.... "hmm...?

Kamu telah berhasil dengan baik anakku...,tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini, pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya, ketika kamu mengatakan 'sesuatu' dalam kemarahan...

Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini... di hati orang lain.
Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf...Luka itu akan tetap ada... dan luka karena kata-kata adalah lebih pedih dari pada luka fisik.

Maka... Ambilah semenit dari waktumu untuk merenungkan hal ini….

Lets see our heart part 1

Perumpamaan: Mencari Pasangan Hidup ......

Alkisah seorang raja yang kaya raya dan sangat baik, ia mempunyai banyak
sekali emas dan kuningan, karena terlalu banyak sehingga antara emas dan
kuningan tercampur menjadi satu. Suatu hari raja yang baik hati ini
memberikan hadiah emas kepada seluruh rakyatnya, dia membuka gudangnya lalu
mempersilakan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka.

Karena antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu sehingga sulit
sekali di bedakan, mana yang emas dan mana yang kuningan, lalu mana yang
emasnya 24 karat dan mana yang emasnya hanya 1 karat, namun ada peraturan
dari sang raja, yaitu apabila mereka sudah memilih dan mengambil satu dari
emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi. Tetapi raja
menjanjikan bagi mereka yang mendapat emas hanya 1 karat atau mereka yang
mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja dikebun raja dan merawat
pemberian raja itu dengan baik, maka raja akan menambah dan memberikan
kadar karat itu sedikit demi sedikit.

Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya.
Mereka datang dari penjuru tempat, dan satu persatu dari mereka dengan
berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu, waktu yang diberikan kepada
mereka semua ialah satu setengah hari, dengan perhitungan setengah hari
untuk memilih, setengah hari untuk merenungkan, dan setengah hari lagi
untuk memutuskan.

Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tersebut, karena
tidak jarang terjadi perebutan emas yang sama diantara mereka.

Selama proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba bertanya
kepada salah seorang rakyatnya, "apa yang kau amat-amati, sehingga satu
setengah hari kau habiskan waktumu disini?", jawab orang itu "tentu saja
aku harus berhati-hati, aku harus mendapatkan emas 24 karat itu", lalu
tanya prajurit itu lagi "seandainya emas 24 karat itu tidak pernah ada,
atau hanya ada satu diantara setumpuk emas ini, apakah engkau masih saja
mencarinya?, sedangkan waktumu sangat terbatas", jawab orang itu lagi
"tentu saja tidak, aku akan mengambil emas terakhir yang ada ditanganku
begitu waktuku habis".

Lalu prajurit itu berkeliling dan ia menjumpai seorang yang tampan, melihat
perangainya ia adalah seorang kaya, bertanyalah prajurit itu kepadanya "hai
orang kaya apa yang kau cari disini, bukankah engkau sudah lebih dari
cukup?" ,jawab orang kaya itu "bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa
mengambil emas ini, tentu saja itu berarti menambah keuntunganku".

Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka, maka
tampak olehnya seseorang, yang sejak satu hari ia selalu menggenggam
kepingan emasnya, lalu dihampirinya orang itu "mengapa engkau diam disini?,
tidakkah engkau memilih emas-emas itu? atau tekadmu sudah bulat untuk
mengambil emas itu?",mendengar perkataan prajurit itu, orang ini hanya diam
saja, maka prajurit itu bertanya lagi "atau engkau yakin bahwa itulah emas
24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yang lain?", orang
itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran, lalu ia lebih mendekat
lagi "tidakkah engkau mendengar pertanyaanku?", sambil menatap prajurit,
orang itu menjawab "tuan saya ini orang miskin, saya tidak pernah tahu mana
yang emas dan mana yang kuningan, tetapi hati saya memilih emas ini,
sayapun tidak tahu, berapa kadar emas ini, atau jika ternyata emas ini
hanya kuninganpun saya juga tidak tahu", "lalu mengapa engkau tidak mencoba
bertanya kepada mereka, atau kepadaku kalau engkau tidak tahu" tanya
prajutit itu lagi. "Tuan emas dan kuningan ini milik raja, jadi menurut
saya hanya raja yang tahu, mana yang emas dan mana yang kuningan, mana yang
1 karat dan mana yang 24 karat. Tapi satu hal yang saya percaya janji raja
untuk mengubah kuningan menjadi emas itu yang lebih penting" jawabnya lugu.
Prajurit ini semakin penasaran "mengapa bisa begitu?", "bagi saya berapapun
kadar karat emas ini cukup buat saya,karena kalau saya bekerja, saya
membutuhkan waktu bertahun-tahun menabung untuk membeli emas tuan" prajurit
tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia melanjutkan
perkataannya "lagi pula tuan, peraturannya saya tidak boleh menukar emas
yang sudah saya ambil", "tidakkah engkau mengambil emas-emas yang lain dan
menukarkannya sekarang, selagi masih ada waktu?" tanya prajurit lagi,"saya
sudah menggunakan waktu itu, kini waktu setengah hari terakhir saya, inilah
saatnya saya mengambil keputusan, jika saya gantikan emas ini dengan yang
lain, belum tentu saya mendapat yang lebih baik dari punya saya ini, saya
memutuskan untuk mengabdi pada raja dan merawat milik saya ini, untuk
menjadikannya emas yang murni", tak lama lagi lonceng istana berbunyi,tanda
berakhir sudah kegiatan mereka.

Lalu raja keluar dan berdiri ditempat yang tinggi sambil berkata "wahai
rakyatku yang kukasihi, semua emas yang kau genggam itu adalah hadiah yang
telah kuberikan, sesuai dengan perjanjian, tidak seorangpun diperbolehkan
menukar ataupun menyia-nyiakan hadiah itu, jika didapati hal diatas maka
orang itu akan mendapat hukuman karena ia tidak menghargai raja" kata-kata
raja itu disambut hangat oleh rakyatnya. Lalu sekali lagi dihadapan
rakyatnya raja ingin memberitahu tentang satu hal "dan ketahuilah, bahwa
sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu, hal ini dimaksudkan bahwa kalian
semua harus mengabdi kepada kerajaan, dan hanya akulah yang dapat menambah
jumlah karat itu, karena akulah yang memilikinya. Selama satu setengah
hari, setengah hari yang kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian
semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku
menanyakan perihal emas itu, tetapi sayang sekali hanya satu orang yang
datang kepadaku untuk menanyakannya".

Demikianlah raja yang baik hati dan bijaksana itu mengajar rakyatnya, dan
selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas
rakyatnya.

dikutip dari :
Kumpulan Sharing dan Cerpen
Judul Asli : When We Have to Choice
Penulis : Diah Rahayu A
Copyright C 00-01 by Diah Rahayu A
------------------------------------------------------------------------
Berharap melalui alkisah diatas kita dapat merefleksi diri dalam mencari
pasangan hidup :

1.Bagi yang sedang mencari pasangan (setengah hari untuk memilih)

Memilih memang boleh tapi manusia tidak ada yang sempurna,
jangan lupa emas-emas itu milik sang raja, jadi hanya dia yang tahu
menahu masalah itu, artinya setiap manusia milik Tuhan jadi berdoalah
untuk berkomunikasi denganNya tentang pasangan Anda


2. Bagi yang telah memperoleh pasangan (setengah hari untuk merenungkan)
Mungkin pertama kali Anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat,
ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat.
Diluar, memang kita dihadapkan dengan banyak pilihan, sama dengan
rakyat yang memilih emas tadi, akan tetapi pada saat kita sudah
mendapatkannya, belum tentu waktu kita melepaskannya kita
mendapat yang lebih baik. Jadi jika dalam tahap ini Anda merasa
telah mendapatkan dia, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai
secara objektiv siapa dia (karena itu keterbukaan dan komunikasi
sangat penting dalam menjalin hubungan),
dan menyelaraskan hati Anda bersamanya, begitu Anda tahu tentang
hal terjelek dalam dirinya sebelum Anda menikah itu lebih baik
dengan demikian Anda tidak merasa shock setelah menikah,
tinggal bagaimana Anda menerimanya, Anda mampu menerimanya atau tidak,
Anda mengusahakan perubahannya atau tidak,
"cinta selalu berjuang", dan jangan anggap tidak pernah ada masalah
dalam jalan cinta Anda, justru jika dalam tahap ini
Anda tidak pernah mengalami masalah dengan pasangan Anda
(tidak pernah bertengkar mungkin) Anda malah harus berhati-hati,
karena ini adalah hubungan yang tidak sehat,
berarti banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan Anda,
yang terpenting adalah niat baik diantara pasangan, sehingga dengan
komitmen dan cinta, segala sesuatu selalu ada jalan keluarnya.
Meskipun dalam tahap ini Anda masih punya waktu setengah hari
lagi untuk memutuskan, artinya anda masih dapat berganti pilihan,
akan tetapi pertimbangkan dengan baik hal ini.

3. Bagi yang telah menikah (setengah hari untuk memutuskan)

Dalam tahap ini, siapapun dia berarti anda telah mengambil
keputusan untuk memilihnya, jangan berfikir untuk mengambil
keuntungan dari pasangan Anda, jika ini terjadi berarti Anda
egois, sama halnya dengan orang kaya diatas, dan dengan demikian
Anda tidak pernah puas dengan diri pasangan Anda, maka tidak
heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda tidak boleh merasa
menyesal dengan pilihan Anda sendiri, jangan kuatir raja selalu
memperhatikan rakyatnya, dan menambah kadar karat pada emasnya.
Jadi percayalah kalau Tuhan pasti akan memperhatikan Anda, dan
Dia yang paling berkuasa mengubah setiap orang. Perceraian
bukanlah solusi, sampai kapan kita harus menikah lalu bercerai,
menikah lagi dan bercerai lagi???, ingatlah si dia adalah hadiah,
siapapun dia terimalah dia karena sekali lagi itulah pilihan
Anda, ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk
memutuskan, setelah itu Anda tidak boleh menukar atau
meyia-nyiakan emas Anda, jadi peliharalah pasangan Anda
sebagaimana hadiah terindah yang telah Tuhan berikan. Dan apapun
yang terjadi dengan pasangan Anda komunikasikanlah dengan Tuhan,
karena Dia yang memiliki hati setiap manusia.

Sabtu, 22 Mei 2010

DEPRESI

Depresi merupakan kondisi emosionalyang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan perasaan bersalah, menarik dari orang lain, tidak dapat tidur, kehilangan selera makan dan hasrat seksul, serta minat kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan. Depresi sering kali berhubungan atau komorbid dengan berbagai masalah psikologis lain seperti serangan panic, penyalahgunaan zat, disfungsi seksual, dan gangguan kepribadian. Orang sangat sulit untuk memusatkan pikiran sehingga itu hal merupakan hal yang sangat melelahkan. Mereka tidak dapat dengan mudah memahami apa yang mereka baca dan apa yang katakan pada mereka. Orang-orang yang depresi bebeicara dengan lambat, setelah lama terdiam, hanya menggunakan beberapa kata dan nada suara rendah secara monoton. Banyak yang lebih suka duduk sendirian dan berdiam diri. Kadang mereka bergerak cepat, meremas tangan, selalu mengeluarkan suara mengeluh dan menyampaikan keluhan.

Bila orang yang depresi dihadapkan pada suatu masalah, mereka tidak dapat memikirkan cara penyelesaiannya. Setiap moment menjadi sangat berat dan kepala mereka terus menerus dipenuhi dengan pikiran menyalahkan diri sendiri. Orang-orang yang depresi dapat mengabaikan kebersihan dan penampilan merekadiri serta mengeluhkan berbagai simtom-somatik tanpa gangguan fisik yang jelas (Simon dkk, 1999). Mereka merasa sangat berkecil hati dan benar-benar tidak memiliki harapan serta inisiatif, mereka selalu merasa khawatir, cemas, dan pesimis hamper sepanjang waktu.
Depresi pada anak-anak sering kali mengakibatkan keluhan somatik, seperti sakit kepala dan sakit perut. Sedangkan pada orang tua, depresi sering kali ditandai oleh ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian dan keluhan hilangnya memori.

Kriteria depresi dalam DSM-IV-TR:
  • Mood sedih dan tertekan, hampir sepanjang hari, hampir setiap hari selama dua minggu atau kehilangan minat dan kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan, ditambah sekurang-kurangnya empat gejala dibawah ini
  • Sulit tidur (insomnia); pada awalnya tidak dapat tidur, tidak dapat tertidur bila terbangun ditengah malam, dan bangun pada dini hari atau pada beberapa pasien, keinginan untuk tidur selama mungkin.
  • Perubahan kadar aktivitas, menjadi lemas (retardasi psikomotorik) atau terlalu bersemangat.
  • Nafsu makan sangat berkurang dan berat badan turun, atau nafsu makan meningkat dan berat badan bertambah. Kehilangan energy, sangat fatik. Konsep diri negatif, menuding dan menyalahkan diri sendiri, merasa tidak berarti dan bersalah.
  • Mengeluh sulit berkonsentrasi atau terlihat sulit berkonsentrasi, seperti lambat berpikir dan tidak dapat mengambil keputusan
  • Pikiran tentang kematian dan bunuh diri yang terus menerus timbul.

Depresi memiliki kecederungan untuk berulang. Sekitar 80% penderita kembali mengalami episode,dan rata-rata jumlah episode, yang umumnya berlangsung selama tiga sampai lima bulan adalah sekitar empat episode (Judd, 1997). Sejumlah studi menyatakan bahwa para penderita depresi menunjukkan lebih sedikit ekspresi wajah positif dan menuturkan memiliki lebih sedikit emosi yang menyenangkan ketika mendapatkan stimulus yang menyenangkandibanding dengan orang-orang yang tidak menderita depresi ( Berenbaum & Oltmans, 1992). Orang-orang yang mengalami depresi memilki skor afek negatif yang tinggi, skor afek positif dan kecemasan yang rendah.

Simptom atau gejala depresi cukup bervariasi bergantung pada tingkatan usia dan variasi antar budaya. Depresi pada anak-anak sering kali mengakibatkan keluhan somatik, seperti sakit kepala dan sakit perut. Sedangkan pada orang tua, depresi sering kali ditandai oleh ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian dan keluhan hilangnya memori.. Depresi yang bergantung pada usia adalah depresi yang terjadi pada anak-anak dan remaja, dimana pada variasi ini faktor genetik sangat memegang peranan. Interaksi orang tua yang negatif juga menyebabkan terjadinya depresi pada anak. Anak-anak yang mengalami depresi memiliki keterampilan sosial yang rendah dan hubungn yang tidak baik dengan teman maupun dengan saudara kandungnya. Kritisme yang sering disampaikan orang tua dapat merusak rasa kompetensi anak dan manda diri si anak(Cole & Turner, 1993; Stark dkk., 1996).

Dalam tulisannya yang terkenal “Mourning and Melancholia”, Freud (1917/1950) berteori bahwa potensi depresi diciptakan pada awal masa anak-anak. Dalam periode oral, kebutuhan seorang anak dapat kurang terpenuhi atau justru berlebihan, sehingga menyebabkan orang terfiksasi pada tahap ini dan bergantung pada pemenuhan kebutuhan instingtual yang merupakan ciri dati tahapan ini. Terbawanya fiksasi pada masa oral tersebut dalam tahap kematangan psikososial dapat membuat individu menjadi orang yang sangat bergantung pada orang lain untuk mempertahankan harga dirinya. Menurut teori psikoanalisa, depresi masa anak-anak juga menjadi kecenderungan individu pada masa dewasa karena adanya analisis rasa duka. Freud mengemukakan hipotesis bahwa setelah kehilangan orang yang dicintai, baik karena kematian ataupun kurangnya kasih sayang atau perhatian dari orang tua yang sering terjadi pada anak-anak, maka akan menyebabkan orang tersebut akan meleburkan dirinya dengan orang yang telah meninggalkannya, mungkin sebagai upaya sia-sia untuk mengembalikan kehilangkan tersebut. Karena, Freud berpendapat, secara tidak sadar ita menyimpan berbagai perasaan negatif terhadap orang-orang yang kita cintai, orang yang bersangkutan kemudian menjadi obyek kebencian dan kemarahannya sendiri. Selain itu, orang yang bersangkutan tidak suka diabaikan dan merasa bersalah atas dosa-dosanya yang nyata atau yang dibayangkan terhadap orang yang meninggalkannya tersebut.

Menurut teori tersebut, kemarahan orang yang ditinggalkan terhadap orang yang meninggalkannya akan dipendam dan berkembang menjadi proses menyalahkan diri sendiri, menyiksa diri sendiri, dan depresi yang berkelanjutan. Orang yang tidak mandiri diyakini sangat rentan mengalami depresi. Teori ini merupakan dasar pandang psikodinamika yang diterima secara luas yang menganggap depresi sebagai kemarahan terpendam yang berbalik menyerang diri sendiri.


Referensi:

Davidson, Geralld, dkk. 2006. Psikologi Abnormal (Terjemahan) (Ed.9). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Tingkat Depresi pada Calon Legislatif yang Kalah dalam Pemilu 2009

Latar Belakang Masalah

Pemilihan umum (pemilu) merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan demokrasi dan penentuan masa depan bangsa Indonesia karena merupakan ajang untuk menghasilkan para pemimpin bangsa yang akan duduk dalam kursi pemerintahan. Pemilu adalah suatu proses di mana para pemilih memilih orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu baik di eksekutif maupun legislatif. Pemilu diikuti oleh rakyat untuk memilih dan menentukan wakil rakyat yang duduk di DPD, DPRD tingkat I, DPRD tingkat II dan penentuan partai besar utama, presiden dan wakil presiden.

Proses pemilu pada pada tahun 2009 berbeda dengan pemilu tahun 2004. Sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi maka yang berhak menduduki kursi wakil rakyat adalah yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilu bukan seperti pada pemilu 2004 yang berdasarkan nomor urut caleg dalam partai. Sehingga masyarakat dapat bebas memilih langsung anggota legislatif. Dan para caleg harus berusaha sendiri untuk memperkenalkan dirinya ke publik, hanya sedikit campur tangan dari partainya, sehingga biaya harus mereka tangung sendiri di pemilu tahun 2009.

Banyak caleg yang mendaftarkan dirinya untuk dipilih dalam pemilu. Data pemerintah menunjukkan bahwa jumlah kursi yang diperebutkan tidak sebanding dengan jumlah peserta pemilu khususnya para calon legislatif yang jauh lebih besar jumlah pendaftarnya. Contohnya: Di DKI Jakarta terdapat 2.268 calon anggota DPRD provinsi untuk 94 kursi, 606 calon anggota DPR untuk 21 kursi, dan 41 calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk empat kursi saja.. Jumlah kursi anggota DPR ditetapkan sebanyak 560 yang diperebutkan oleh 11.868, sehingga rata-rata perbandingannya hampir 1:20. Jumlah yang tak sebanding dengan minat masyarakat untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Perbandingan yang cukup besar dengan peluang yang sangat kecil. (Satu Caleg Gila, Satu Lagi Setengah Gila, 2009)
Syarat untuk menjadi peserta dalam caleg relatif mudah, syarat utamanya WNI berumur 21 tahun dan berpendidikan minimal SMA atau sederajat. Sehingga tidak mengherankan jika jumlah pesertanya sangat banyak dari berbagai parpol yang ada. Calon yang mendaftar untuk anggota legislatif relatif baru dan tidak semua mempunyai pengalaman tentang dunia politik. Mereka juga tidak begitu dikenal oleh masyarakat. Sehingga berbagai cara dilakukan untuk menarik simpati masyarakat dengan harapan mendapatkan kursi legislatif. Mereka rela mengorbankan apapun yang dimiliki seperti waktu, tenaga, pikiran dan juga uang untuk dana kampanye agar mereka dapat lebih dikenal oleh masyar akat. Setelah ditelusuri, ternyata tidak sedikit para caleg yang terpaksa memimjam uang untuk membiayai dana kampanyenya. (Suara Terbanyak, 2009)

Dari keadaan tersebut, tidak semua calon legislatif siap dengan berbagai resiko yang mungkin terjadi jika mereka kalah dalam pemilu. Para caleg yang ikut kompetisi sebagai wakil rakyat dalam Pemilu, semuanya merasa yakin berhasil. Sehingga ketika pemilu telah dilaksanakan dan hasilnya tidak sesuai target yang diharapkan menyebabkan frustasi pada caleg yang tidak terpilih itu. Di TV sudah sering ditayangkan berbagai kasus caleg yang bunuh diri karena kalah dalam pemilu. Belum lagi yang menjadi tidak waras, selalu menyendiri di kamar dan berbagai tingkah aneh lainnya. (Suara Terbanyak, 2009)

Lima calon legislator rata-rata karena mengalami depresi dan stres yang teramat, sehingga bila tidak segera diatasi akan mengalami gangguan kejiwaan. "Rata-rata mereka stres berat yang mengakibatkan depresi, karena terlalu beramibisi menjadi wakil rakyat dan optimis memperoleh suara," kata Direktur RSMM, Dr. Irwani Muthalib, Jumat 10 April 2009. (Dua Caleg masuk RSJ, 2009).

Sedangkan laporan dari Kesehatan Jiwa Masyarakat (BKJM) Kalawa Atei Palangkaraya merawat lima pasien gangguan pascapemilu 9 April, dua di antaranya merupakan calon anggota legislatif (caleg) dan tiga lainnya simpatisan partai politik (parpol). Kepala BKJM Kalawa Atei Palangkaraya, Wineini Marhaeni Rubay mengatakan “Salah seorang caleg datang sudah dalam kondisi aneh pada 10 April lalu, dan sempat mendapat perawatan darurat, sebelum akhirnya dikirim ke Yayasan Joint Adulam Ministry, Palangkaraya, tempat penampungan orang-orang "gila". Ia mengatakan, caleg tersebut diketahui memiliki perilaku aneh pascapemilu, seperti tidak mau mandi, tidak mau makan, mengurung diri, merasa bersalah dan tidak berguna. (Satu Caleg Gila, Satu Lagi Setengah Gila, 2009)

Keadaan seperti itu dapat disebut depresi. Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan perasaan bersalah, menarik dari orang lain, tidak dapat tidur, kehilangan selera makan dan hasrat seksual, serta minat kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan. Bila orang yang depresi dihadapkan pada suatu masalah, mereka tidak dapat memikirkan cara penyelesaiannya. Setiap moment menjadi sangat berat dan kepala mereka terus menerus dipenuhi dengan pikiran menyalahkan diri sendiri. (Gerald C dkk, 2006)

Depresi pada umumnya mengacu pada mood tidak bahagia, merasa sedih, murung, muram, dan merasa terpisah dari orang lain. Orang-orang yang depresi bebeicara dengan lambat, setelah lama terdiam, hanya menggunakan beberapa kata dan nada suara rendah secara monoton. Banyak yang lebih suka duduk sendirian dan berdiam diri. Kadang mereka bergerak cepat, meremas tangan, selalu mengeluarkan suara mengeluh dan menyampaikan keluhan.
Bila orang yang depresi dihadapkan pada suatu masalah, mereka tidak dapat memikirkan cara penyelesaiannya. Setiap moment menjadi sangat berat dan kepala mereka terus menerus dipenuhi dengan pikiran menyalahkan diri sendiri. Orang-orang yang depresi dapat mengabaikan kebersihan dan penampilan merekadiri serta mengeluhkan berbagai simtom-somatik tanpa gangguan fisik yang jelas. Mereka merasa sangat berkecil hati dan benar-benar tidak memiliki harapan serta inisiatif, mereka selalu merasa khawatir, cemas, dan pesimis hampir sepanjang waktu. (Simon dkk, 1999 dalam Gerald C. Davidson).

Depresi yang dialami para caleg disebabkan ketidaksiapan mereka untuk menerima kenyataan. Seharusnya para caleg yang akan mendaftar sebagai peserta pemilu hendaknya menyiapkan mental dan mengantisipasi segala hal yang mungkin akan terjadi sehingga ketika mereka kalah mereka dapat menerima kenyataan itu. Mereka dapat menerima dengan lapang dada dan mengontrol emosi yang mungkin timbul saat menghadapi kekalahan sehingga emosinya dapat diekspresikan dengan baik.

Orang yang dapat mengontrol emosinya itu merupakan salah satu kriteria dari kematangan emosi. Hurlock (1980) mengemukakan bahwa kematangan emosi pada diri individu adalah kemampuan individu untuk menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang, sehingga akan menimbulkan reaksi emosional yang stabil dan tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke emosi atau suasana hati yang lain. Individu dikatakan telah mencapai kematangan emosi apabila mampu mengontrol dan mengendalikan emosinya sesuai dengan taraf perkembangan emosinya. Kriteria-kriteria lain dari kematangan emosi adalah kemampuan untuk beradapatasi dengan realitas, kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahaan, kemampuan untuk menemukan kedamaian jiwa dari memberi dibandingkan dengan menerima, Dapat meredam instink negatif menjadi energi kreatif dan konstruktif.
Kematangan emosi ini mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan. Orang yang matang emosinya memiliki kekayaan dan keanekaragaman ekspresi emosi, ketepatan emosi dan kontrol emosi. Hal ini berarti respon-respon emosional seseorang dapat disesuaikan dengan keadaan stimulus namun ekspresinya tetap memperhatikan kewajaran dan kesopanan. Gejolak-gejolak emosi dapat diatasi dengan baik dalam berbagai macam situasi dimana individu itu berada. Orang yang matang secara emosional akan dapat mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi kehidupan dimasa sekarang dan akan datang serta semua masalah dapat dihadapinya dengan baik.

Sehingga diasumsikan caleg yang memiliki kematangan emosi akan lebih tahan mentalnya dan tidak mengalami depresi ketika kalah dalam pemilu. Mereka dapat mengontrol emosinya dengan baik dan mengelola faktor-faktor perilaku yang negative sesuai dengan situasi dan kondisi masalah yang dihadapi. Untuk itu, peneliti ingin melihat hubungan antara kematangan emosi dengan tingkat depresi pada caleg yang kalah dalam pemilu 2009. Agar dapat dilakukan tindakan selanjutnya untuk mengatasi depresi itu.

Daftar Pustaka:

Davidson, Geralld, dkk. 2006. Psikologi Abnormal (Terjemahan) (Ed.9). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Hurlock, Elisabeth B. 1980.Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga

Dua Caleg Masuk RSJ (2009, 14 April). Diakses 26 Maret 2009. http://www.gatra.com/2009-04-14/artikel.php?id=125005

Gagal Jadi Anggota Parlemen, Caleg Jadi Frustasi (2009, 25 April). Diakses tanggal 26 Maret 2009. http://www.banjarnegarakab.go.id/menu.php?name=Berita&file=article&s id=645
Satu Caleg Gila, Satu Lagi Setengah Gila (2009, 14 April). Diakses 26 Maret 2009. http://regional.kompas.com/read/2009/04/14/14351122%20/satu.caleg.gila .satu.lagi.setengah.gila

Suara Terbanyak (2009, 27 Maret) diakses tanggal 26 Maret 2009.http://www.surya.co.id/2009/04/06/gila-caleg-caleg-gila.html

Bukti Saksi Setelah Peristiwa Kriminal

Kajian Psikologi Forensik

PENGARUH SETELAH INSIDEN

Setelah kejahatan terjadi, hal-hal dapat terjadi pada saksi yang yang mungkin berdampak pada memori mereka. Ini dikenal sebagai post insiden atau penngaruh setelah insiden. Masalah itu sering terjadi pada sistem peradilan criminal yang diluar control, variable sistem pada syarat-syarat Wells, seperti bagaimana saksi diinterview.

Penundaan
Saksi dapat sering dipanggil untuk memberikan bukti-bukti dalam pengadilan dalam waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah kesaksiannya pada peristiwa itu. Haber & Haber (1998) mencontohkan sebuah kasus dimana dua orang bersaudara didekati polisi tentang pembunuhan pada adik mereka setelah 35 tahun. Sistem hukum oleh karena itu telah ada untuk beberapa keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk kasus seperti ini, terutama dimana undang-undang tidak kadaluwarsa, yang berarti bahwa kasus dapat diteruskan beberapa tahun setelah kejadian. Haber & Haber (1998) menyatakan sebuah isu yang dibutuhkan untuk mendapatkan info dalam laporan termasuk memori saksi yang dapat dicemari oleh orang lain atau informasi lain. Dalam sebuah studi eksperimen, Poole & White (1995) mengetes ulang partisipan dalam studi 2 tahun setelah awalnya di tes mereka merecall untuk menyusu sebuah kejadian. Mereka menemukan bahwa setelah 2 tahun orang-orang dewasa lebih sedikit akurat dalam merecall. Penundaan dalam empat minggu telah ditemukan pada level yang lebih rendah dalam merecall dengan benar. Secara keseluruhan, walaupun ada bukti-bukti bahwa kejadian kehidupan nyata mempunyai dampak emosi yang kuat yang secara umum di recall dengan baik bahkan setelah periode yang panjang.

Ada juga beberapa keadaan yang mana memori dapat dilapisi lagi setelah penundaan yang lama disebut sebagai “menemukan kembali memori”. Eksiten dan reliabilitas memori diperdebatkan salah satunya ketika pertanyataan tanpa bukti dari kekerasan seksual anak-anak yang dilakukan setelah waktu yang lama: kemudian korban dewasa dan menemukan kembali beberapa memori dalam terapi. Banyak psikolog klinis percaya bahwa menemukan kembali memori adalah hasil dari represi pasien atau disosiasi memori yang mengancam dari anak-anak, konsep ini didorong ari ide dari pendekatan Freud dan Janet (Brewin & Andrews, 1998). Psikolog kognitif, pada sisi lain meragukan kita dapat dengan benar ‘menemukan kembali’ memori yang telah sebelumnya lupa atau bahkan memori yang secara nyata salah, mungkin diperoleh dari terapi. Sekarang ini telah berpindah pada midlle ground, mengakui bahwa kemungkinan untuk menemukan kembali memori untuk kejadian yang sebelumnya dilupakan tetapi tidak menciptakan memori yang salah pada orang dewasa. Tentu, untuk melengkapi dan kemudian ditemukan kembali tuntutan secara emosional kejadian yang terlihat jarang, sebagai tambahan orang-orang biasanya mempunyai memori yang tegap pada kejadian emosional.

Ada sejumlah teori yang membahas mengapa merecall menjadi sulit setelah beberapa waktu. Satu teori menyatakan bahwa memori kita simple menunda lewat waktu, meskipun sedikit bukti empiris secara langsung dalam hal ini. Ada banyak dan lebih baik bukti-bukti yang ada bahwa memori dapat diinterferensi, keduanya oleh sikap yang ada sebelumnya dan keyakinan stereotype dan informasi baru tentang kejadian sesudah itu yang diperoleh dari yang lain- didiskusikan kejadian dengan saksi yang lain.

Stereotype Dan Sikap Berat Sebelah
Dalam studi klasik saat ini, Bartlett (1932) menyatakan bahwa ketika orang-orang menyampaikan ceritanya pada orang lain, informasi yang diceritakan akan mengandung informasi yang dikonform dengan budaya orang itu terhadap peristiwa yang terjadi. Ini karena orang menyediakan laporan untuk memudahkan pengertian orang yang lain dan jalan yang mereka ambil dengan menggunakan stereotype (Lyons & Kashima, 2006). Stereotype adalah budaya kemudahan dengan cara cepat orang-orang untuk mengerti konsep dan juga penggunaan stereotype seharusnya dihasilkan dalam sharing pemahaman pada apa yang orang katakan. Stereotype diaktifkan ketika beban kognitif kita tinggi dan ketika mempunyai banyak informasi untuk diproses, dan kemudian prosesnya pendek.
Jika kita berpikir tentang scenario saksi yang mungkin terjadi contohnya sebuah perampokan mencakup sebuah senjata dan mungkin mereka telah melaporkan telah melihat senjata padahal faktanya mereka tidak melihat senjata itu ada. Van Knippenberg, dkk menyatakan bahwa keyakinan kita dapat membuat ingatan yang negative tetapi stereotype konsisten dengan informasi tentang pelaku dibawah kondisi beban pikiran yang tinggi. Ray Turkey & Brewer (2003) juga mendukung tentang skema informasi konsisten yang dapat menjadi sedikit rentan terhadap kerusakan dalam periode yang lama dan skema informasi yang tidak konsisten.

Saksi biasanya ingin membantu investigasi dan akan meneruskan kerelaannya untuk memberikan laporan karena berharap untuk melihat peradilan selesai dikerjakan. Walaupun ini dapat menjadi persoalan sebagai saksi yang mungkin mengubah laporan mereka dengan tujuan mempaskan dengan apa yang mereka pikirkan akan membantu atau mereka telah belajar dari orang lain. Ini tidak seharusnya dilakukan dengan sengaja meskipun ini dapat memberikan dampak secara negative pada kasus ini, dalam pengadilan bagian dari laporan saksi yang ditunjukkan tidak benar.
Saksi sering menjawab pertanyaan di sejumlah kesempatan. Hal ini difokuskan pada pertanyaan pengulangan dengan banyak kemunduran memori lewat waktu yang dapat membuat masalah pada laporan saksi mata. Meskipun demikian, ada bukti-bukti secara pada nyata pengulangan wawancara dapat menjalankan bahkan meningkatkan memori utama yang sudah lewat waktu, fenomena ini dikenal dengan hypermnesia. Dunning & Stern (1992) meriew hypermnesia, bahkan penundaan seminggu sebelum wawncara pertama. Walaupun reviewers mencatat bukti-bukti untuk hypermnesia dipengaruhi dengan recall bebas, sebagai pertanyaan yang disusun. Ini mungkin dikarenakan masalah dengang tipe pertanyaan yang sering digunakan.

Pertanyaan
Tulvinng (1974) banyak material yang tidak dapat secara spontan untuk tetap eksis merecall dan dapat mendatangkannya, isyarat asli yang tersedia yang digunakan untuk mengkode material dapat diterima kembali. Cue-Dependent theory of memory dapat melaporkan semua kelupaan adalah didebatkan. Tetapi ada cukup bukti yang mengoptimalkan retrieval environment melalui teknik pertanyaan yang cocok yang dapat membuat perbedaan yang nyata untuk jumlah dan keakuratan informasi yang diberikan oleh saksi.
Pertanyaan dengan kata-kata yang buruk, kalimat yang kompleks, pertanyaan ambigu dan kata-kata yang sulit adalah masalah yang potensial untuk saksi. Masalah kata-kata dalam pertanyaan dapat meningkatkan eror sebelum polisi mewawancarai saksi dan dan sama pentingnya dalam pengadilan. Bentuk pertanyaan dapat membuat sulit saksi untuk menjawab pertanyaan dan sangat mempengaruhi jawaban yang disediakan. Pertanyaan negative (apakah tidak benar kamu melihat pelaku kejahatan memakai jas hitam?) dan dooble negative (pada kasus ini, apakah tidak, pelaku kejahatan tidak memakai jas hitam?) adalah bagian yang sulit bagi saksi untuk menjawabya atau tidak yang diajukan oleh pengacara atau pada pengadilan. Ketika pertanyaan mengarahkan (apakan kamu setuju pelaku kejahatan memakai jas hitam?) ditanyakan mereka dapat membujuk ketidakyakinan saksi untuk menyetujui pertanyaan yang diajukan, terutama situasi tekanan yang tinggi seperti ruangan sidang atau kantor polisi. Ada tipe pertanyaan yang utama dalam stress arena di ruang sidang dan dapat mengarahkan masalah ketika saksi berusaha untuk memberikan bukti terbaiknya. Anak-anak dan saksi dewasa vulnerable juga dapat dipengaruhi oleh factor stress terhadap situasi, kehadiran orang lain dan autoritas dari orang yang bertanya.
Misinformation dapat terjadi oleh pertanyaan, tetapi dapat meningkat dari mendengar atau membaca laporan orang lain pada kejahatan. Saksi mungkin mendiskusikan kejahatan dengan orang lain, teman atau keluarga. Mereka mungkin juga mendengar kejahatan itu dari media. Ini menyangkut efek informasi setelah kejadian pada memori saksi.

Dari diskusi diatas stereotype dan dan tipe bahasa yang digunakan semua dapat mempengaruhi seseorang dalam merecall sebuah peristiwa. Mayoritas kejahatan yang disaksikan oleh lebih dari satu orang, kebanykan dari saksi itu kan mendiskusikan kejadan yang mereka lihat dengan orang lain yang juga berada disitu. Misinformation dalam bentuk pertanyaan mengarahkan, laporan surat kabar, diskusi dengan rekan saksi, atau secara tidak langsung menemukan sesuatu dari rekan saksi. Mereka melaporkan mendapat dan menyesatkan informasi dari rekan saksi lain (tidak masalah langsung atau tidak langsung) sebagai petunjuk untuk mempengaruhi misinformasi yang lebih besar dari pada pertanyaan mengarahkan atau membaca sebuah laporan surat kabar. Menurut Magner Membaca laporan yang menyesatkan pada beberapa orang tidak menunjuk lebih banyak eror pada saksi, tetapi membaca laporan mereka sebelumnya untuk bukti yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA
Davies, Graham, Clive Hollin, Rau Bull. (Eds.). (2008). Forensic Psychology. West Sussex – England : John Wiley & Sons Ltd.