BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 24 Mei 2010

Pengaruh Pelatihan Tawa terhadap Penurunan Tingkat Stres Pada Siswa Kelas XII yang SMPTN

Psikologi Eksperimen


A. Latar belakang
Zaman sekarang ini penderita stress meningkat, baik di kalangan dewasa, lanjut usia bahkan remaja. Stress adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stress dikaitkan bukan karena penyakit fisik, tetapi karena pengaruh stress tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut. Banyak hal yang memicu timbulnya stress dikalangan masyarakat. Jenis stressor sangat beragam dan berbeda-beda pada masing-masing individu seperti rasa khawatir, perasaan kesal, kecapekan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan, pekerjaan yang berlebihan, Pre Menstrual Syndrome (PMS), terlalu fokus pada suatu hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut. (”Stres”, 2009).

Stress pada manusia merupakan fenomena kesehatan yang telah dipelajari selama lebih dari puluhan tahun. Patel (1996:3, dalam wulandari, 2003:28) menyatakan bahwa stress merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang biasa disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan-tantagan (challenge) yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman (threat), atau ketika harus menghadapi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya. Untuk itu, manusia berusaha mengatasinya dengan menciptakan keseimbangan, yaitu menyesuaikan dengan keadaan di luarnya.
Sumber utama stress adalah lingkungan, badan dan pikiran. Lingkungan selalu membuat manusia harus memenuhi tuntutan dan tantangan, karenanya merupakan sumber stres yang potensial. Mengalami bencana alam, cuaca buruk, kemacetan lalu-lintas, dikejar waktu, masalah pekerjaan, rumah tangga, dan hubungan antar manusia. Dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi keuangan, pindah kerja, atau kehilangan orang yang kita cintai. Sumber stress kedua adalah tuntutan dari tubuh kita untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan faali yang terjadi. Contohnya: perubahan yang terjadi waktu remaja, perubahan fase kehidupan akibat fluktuasi hormon dan proses penuaan. Selain itu, datangnya penyakit, makanan yang tidak sehat, kurang tidur dan olah raga akan mempengaruhi respons terhadap stres. Potensi stres utama juga datang dari pikiran kita yang terus-menerus menginterpretasikan isyarat-isyarat dari lingkungan. Interpretasi kita terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi menentukan apakah kita stres atau tidak. Sehingga stress mempunyai dampak besar terhadap diri kita, antara lain dampak fisik, emosional, dan perilaku. (Albert Maramis, M.D,1999).Mengingat dampak stress yang terus-menerus akan berbahaya bagi tubuh maka banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi stress tersebut, salah satu cara yang efektif, efisien, dapat dilakukan kapanpun, dimanapun, dan tidak banyak biaya adalah tertawa.
Tertawa adalah obat alami bagi tubuh. Tawa memperkuat daya tahan tubuh, melepaskan ketegangan pada tubuh dengan menurunkan level hormon stres, kortisol, dan adrenalin. Tertawa juga baik bagi jantung. Budhi Setianto, ahli penyakit jantung pada Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta mengatakan bahwa tertawa memang bisa mengurangi stres. Penelitian dari Stanford University di California menemukan bahwa tertawa terpingkal-pingkal, tawa dari perut, selama 20 detik dapat memperkuat jantung sama halnya dengan melakukan olahraga dayung selama 3 menit. Penelitian lain dari Universitas Maryland juga mengatakan bahwa tertawa dapat mencegah penyakit jantung. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa para penderita jantung sulit tersenyum dan tertawa dalam kondisi yang sama yang dialami oleh orang yang tidak menderita penyakit jantung.
Pada saat tertawa lepas terjadi proses biologis dan psikologis positif. Pembuluh darah melebar, oksigen yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak, sehingga sel tubuh mendapatkan nutrisi dan sistem kekebalan tubuh meningkat, kondisi otak berada pada gelombang alfa (titik nol pikir atau zero mind). Tertawa meningkatkan kadar endorphin yang mengurangi rasa sakit akibat radang sendi atau kejang otot. Lebih dari 70% penyakit seperti tekanan darah tinggi, jantung, kecemasan, depresi, batuk-batuk, dan flu, gangguan pencernaan, insomnia, berbagai alergi, asma, gangguan haid, sakit kepala dan bahkan kanker mempunyai hubungan dengan stress. Tawa juga terbukti dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan yang merupakan kunci utama untuk mempertahankan kesehatan (kataria, 2004:1). Tertawa meningkatkan sejumlah sel yang memproduksi antibodi dan meningkatkan efektivitas T-Cells (sel yang masuk ke dalam grup sel darah putih yang diketahui sebagai limfosit dan memainkan peran utama pada sistem kekebalan tubuh) dalam tubuh. Banyak khasiat tertawa, untuk itu tertawa digunakan sebagai terapi untuk mengurangi stress. Sehinggga diadakan riset yang berkelanjutan di bidang medis dan ilmiah yang membuktikan bahwa tertawa bisa menjadi terapi pelengkap yang sangat baik ketika digunakan bersamaan dengan perawatan konvensional.
Dari manfaat tawa itulah maka berkembang terapi tawa. Terapi tawa dirumuskan oleh Dr Madan Kataria asal Mumbai, India pertengahan tahun 1995 dan menulis buku berjudul buku Laugh for No Reason yang banyak berbicara tentang terapi dan senam tertawa karena menurutnya tawa punya khasiat sama dengan meditasi, bisa membuat orang rileks dan santai. Tertawa yang dimaksud adalah tertawa yang datang dengan sendirinya dari dalam diri kita tanpa bantuan atau rangsangan dari luar seperti banyolan atau lawakan. Jadi, pelatihan tawa harus dibantu instruktur atau terapis.
Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang pelatihan tawa yang ditulis dalam skripsinya (Micha Catur F,2006) menyakan bahwa ada pengaruh yang signifikan pemberian pelatihan tawa terhadap penurunan tingkat Stress Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Surabaya di Desa Kebon Agung Kecamatan Porong. Sehingga peneliti tertarik mengujikannya pada subyek yang lain.
Tawa juga efektif untuk mengurangi stress pada remaja terkait persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-harinya, seperti masalah pendidikannya. Pertengahan tahun ini, para pelajar khususya siswa SMA kelas XII mempersiapakan diri untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi, mereka mulai menentukan pilihan sekolah lanjutan mana yang akan mereka tuju tentu saja sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan tanpa adanya paksaan ataupun kebimbangan yang berlebihan tentang apa yang menjadi pilihannya. Mereka dapat melanjutkan sekolah sesuai dengan keinginan mereka tanpa ada kecemasan berkaitan dengan ujian ataupun masalah perkuliahan lainnya. Mereka dapat memenuhi tuntutan masyarakat sesuai dengan tugas perkembangan mereka yaitu selayaknya melanjutkan ke perguruan tinggi dan mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat. Akan tetapi fenomena yang terjadi dikalangan pelajar justru tidak semudah itu, banyak sekali persoalan dan tantangan yang harus dihadapi yang beasal dari tuntutan akademik dan tuntutan sosial. Hal ini menimbulkan stress bagi siswa, tidak jarang dari mereka yang mengalami depresi, kebosanan, dan penurunan kondisi kesehatan.
Berdasarkan beberapa artikel di surat kabar dan internet menyakan bahwa stress yang dihadapi siswa kelas XII SMA menjelang SNM-PTN disebabkan oleh hal-hal berikut:
• Bingung memilih bidang kuliah sesuai dengan minat, bakat, kemampuan dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya khususnya orang tua. Apalagi jika keinginan orang tua tidak sesuai dengan apa yang diinginkan anaknya.
• Tekanan dari orang tua yang mengharuskan anak untuk masuk ke Universitas.
• Biaya kuliah yang tidak sesuai dengan keadaan ekonomi orang tua
• Kecemasan menghadapi ujian SNM-PTN
• Kecemasan melakukan kesalahan sebelum atau saat ujian
• Kecemasan jika gagal masuk perguruan tinggi yang diharapkan.

Stress yang terus-menerus dialami para siswa kelas XII menjelang SNM-PTN dapat menimbulkan dampak buruk. Oleh karena itu, peneliti menyusun dan mempraktikkan sebuah metode untuk mengurangi stress yang terjadi di kalangan siswa kelas XII yaitu dengan pelatihan tawa. Pelatihan tawa ini sebenarnya adalah terapi tawa yang telah diadaptasi karena waktu melakukan latihan ini cukup singkat. Para profesional yakin bahwa tawa mempunyai fungsi pencegahan dan pengobatan, tetapi sepertiga orang telah melupakan cara tertawa ketika beranjak dewasa karena berbagai masalah yang dihadapi. Dengan model penelitian eksperimen ini, diharapkan peneliti dapat mengetahui pengaruh terapi tawa terhadap penurunan tingkat stress sehingga cara ini dapat berguna dan dapat terus dilakukan dalm mengatasi stress yang kerap kali muncul.

Daftar Pustaka

Catur Firmanto, Micha. 2006. Pengaruh Pelatihan Tawa terhadap Penurunan Tingkat Stress Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Surabaya di Desa Kebon Agung Kecamatan Porong. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Airlangga Surabaya : Fakultas Psikologi.

Christian M, Jacken T.A, A. Ryan, Sith Caeth. 2005. Jinakkan Stress Kiat Hidup Bebas Tanpa Tekanan. Bandung : Nexx Media Inc.

Dian Ariana, Atika. 2005. Efektifitas Terapi Humor terhadap Penurunan Tingkat Stress pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Airlangga Surabaya : Fakultas Psikologi.

Lestari Esterina, Fitri. 2008. Pengaruh Pelatihan Tawa terhadap Penurunan Tingkat Stress pada Lanjut Usia (Lansia) yang Tinggal di Panti Werdha Haryo Dedali. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Airlangga Surabaya : Fakultas Psikologi.

Maramis, Albert. (1999). Stres. Yahoo [on-line]. Diakses pada tanggal 6 April 2009 dari http://www.geocities.com/almarams/Stres.htm.


Sehat dengan terapi tawa. 2005. Kompas [On-line]. Diakses tanggal 11 April 2009 dari http://www2.kompas.com/kesehatan/news/0501/20/112327.htm.

Stres. 2009. Diakses tanggal 6 April 2009 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Stres.
Terapi Tawa (3 Oktober 2008). Diakses tanggal 8 April 2009 dari http://www.untukku.com/artikel-untukku/terapi-tertawa-untukku .html.

Seleksi masuk ptn nas (2009). Diakses tanggal 11 April 2009 dari http://neutronyk.wordpress.com/tag/uan/

0 komentar: